Bola - Bola Ubi Ungu


LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, memiliki tanah subur dan hasil alam yang beraneka ragam khususnya di bidang pertanian. Berbagai jenis hasil pertanian tumbuh di Indonesia baik yang bersifat seragam di berbagai wilayah maupun yang spesifik di wilayah tertentu. Keanekaragaman hasil alam tersebut dipengaruhi oleh kondisi dataran, tanah dan cuaca masing-masing wilayah di Indonesia. Umbi-umbian merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah.
Ubi jalar atau sweet potato (Ipomoea batatas Lam) merupakan salah satu bahan pangan jenis umbi-umbian yang banyak dijumpai di Indonesia. Di dunia, ubi jalar termasuk dalam bahan pangan yang menempati ranking keempat sebagai bahan pangan terpenting di dunia dan menempati ranking ketujuh dalam jumlah produksinya (Anonim2, 2014). Ubi jalar diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-16 terutama ke daerah yang beriklim tropis. Bahkan pada tahun 1960, ubi jalar sudah meluas di seluruh provinsi di Indonesia (Rukmana, 2001).
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia selain berwarna putih, kuning dan merah. Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatas L. Poir memiliki warna yang ungu yang cukup pekat pada daging ubinya sehingga banyak menarik perhatian. Ubi jalar ungu telah dikembangkan di berbagai Negara seiring dengan semakin berkembangnya permintaan pasar terhadap makanan sehat. Ubi jalar ungu seperti jenis Yamagawamurasaki dan Ayamurasaki telah dikembangkan di Jepang dan dipergunakan di berbagai produk-produk komersial juga sebagai pewarna alami pangan contohnya pada pengolahan mie, jus, roti, selai dan minuman fermentasi (Truong et al., 2012). Nutrisi yang terkandung di dalam ubi jalar ungu adalah vitamin A, C, serat pangan, zat besi, potassium dan protein (Mais, 2008).
Di Indonesia sebagian dari jenis ubi dimanfaatkan sebagai makanan pokok karena umbi–umbian ini merupakan sumber karbohidrat. Ada juga yang memanfaatkan umbi-umbian ini sebagai makanan sampingan seperti tape, keripik, ubi goreng, ubi rebus, bahan dasar pembuatan es krim dan cake. Ubi ungu merupakan hasil tanaman yang telah dibudidayakan di Indonesia dan berdaya hasil cukup tinggi. Berbagai jenis varietas ubi ungu yang telah dikembangkan oleh Pemanfaatan Ubi Ungu Sebagai Minuman Beratosianin memiliki potensi hasil 15 – 25.70 ton/ha. Hasil yang melimpah tersebut sudah banyak dimanfaatkan sebagai berbagai jenis pangan olahan, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pangan sehat yang memiliki fungsi fisiologis atau fungsi kesehatan bagi tubuh. Potensi pangan olahan dari ubi yang sudah dikembangkan selain hanya direbus untuk dikonsumsi atau dijadikan tepung, dapat juga diolah menjadi minuman dengan formulasi tertentu yang masih memerlukan penambahan gula dan perasa. Manfaat kesehatan ubi ungu, disebabkan karena kandungan antosianinnya yang cukup tinggi mulai dari 33.90 mg/100 g sampai 560 mg/100 g yang bersifat antioksidan.
Ubi ungu mengandung serat pangan alami tinggi, prebiotik, kadar Glycemic Index rendah, dan oligosakarida. Kandungan yang terdapat pada ubi ungu tiap 100 gr seperti kalsium 30,00 gr, protein 1,80 gr, lemak 0,70 gr, vitamin A 7.700 gr, kalori 123 kal, fosfor 49,00 gr, zat besi 0,70 gr, vitamin B1 0,90 mg, vitamin C 22,0 gr, serat kasar dan abu (Rukmana, 2008). Ubi ungu juga mengandung lisin, Cu,Mg, K, Zn rata – rata 20 %. Ubi jalar ungu cukup melimpah di Indonesia, namun belum secara maksimal dimanfaatkan oleh manusia dalam penganekaragaman makanan. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan nilai tambah (added value) dari ubi jalar ungu dengan mengolah menjadi beranekaragam produk dan salah satunya adalah bola-bola ubi ungu.
Dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian berkelanjutan, TIK memiliki peranan yang sangat penting untuk mendukung tersedianya informasi pertanian yang relevan dan tepat waktu. Informasi pertanian merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam produksi dan tidak ada yang menyangkal bahwa informasi pertanian dapat mendorong ke arah pembangunan yang diharapkan. Informasi pertanian merupakan aplikasi pengetahuan yang terbaik yang akan mendorong dan menciptakan peluang untuk pembangunan dan pengurangan kemiskinan. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan informasi yang tepat kepada petani dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka. Informasi pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit dan hama tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan harga pasar input maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi produksi secara ekonomi (Maureen 2009).
TIK memiliki peranan yang sangat penting dalam pertanian modern dan menjaga keberlanjutan pertanian dan ketahanan pangan. Namun demikian, untuk wilayah negara-negara berkembang masih banyak mengalami kendala dalam aplikasinya untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan. Tantangan yang umum dihadapi adalah bahwa akses telepon dan jaringan elektronik di perdesaan dan wilayah terpencil (remote area) sangat terbatas; telecenter yang menawarkan layanan TIK masih langka karena biaya yang diperlukan akibat tingginya investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan. Kekurangan pada tingkatan lokal dalam aplikasi TIK perlu dipikirkan dalam merancang strategi aplikasi TIK sesuai dengan kondisi di lapangan yang spesifik lokasi baik melalui kapasitas teknologi tradisional, seperti siaran radio. emerintah dan masyarakat perdesaan dapat bekerja bersama untuk melayani pengguna atas dasar profitabilitas di samping ada unsur sosial untuk mendukung keberlanjutan aplikasi TIK di tingkat perdesaan.
Dalam strategi rancangan aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan, terdapat tiga tahapan utama dengan asumsi di tingkat kecamatan dibangun pusat informasi pertanian di tingkat kabupaten dapat operasional secara optimal.
Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Dengan lancarnya arus informasi, keterlambatan dan miskomunikasi mengenai penanaman, pemupukan, penyemprotan, pemanenan, pengeringan, dan penjualan hampir tidak terjadi lagi. Koperasi dapat mengetahui kebutuhan mingguan para petani secara akurat dan menjadwalkannya dengan baik, musim panen dapat dirotasi, harga lebih stabil, sementara koperasi dapat menjadi pengumpul dan pemasar hasil produksi langsung kepada konsumen akhir. Peran tengkulak dan pengijon secara bertahap dieliminasi.
Harapannya TIK ini dapat digunakan oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia agar produktivitas padi mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
Rumusan Masalah
Alasan memillih mengkaji usaha produk agroinput berupa bola ubi ungu ini adalah karena pemilik usaha bisa mengkreasikan produk pertanian bernilai rendah dijadikan suatu makanan yang sehat dan enak dengan nilai jual lebih. Selain  itu, usaha yang dilakukan oleh pemilik usaha ini merupakan salah satu UKM yang sukses dalam melakukan kegiatan bisnis.
Selain itu di Padang, belum ada yang memproduksi bola ubi ungu sebagai snack yang enak dan mengenyangkan. Target pasar dari Ibu Fahma merupakan mahasiswa Unand dan mahasiswa Politeknik Negeri Padang, karena mengingat mahasiswa sekarang untuk membeli jajanan sudah bisa memilih makanan yang enak, bergizi, higienis, dan murah. Memproduksi bola ubi ungu sebagai snack yang enak dan mengenyangkan ini disukai oleh semua kalangan terutama anak anak dan remaja. Permasalahan yang dialami oleh Ibu Fahma :
      Kurangnya media promosi sehingga tidak diketahui oleh banyak orang.
      Kemasan yang masih sederhana.
Dari permasalahan diatas, dapat ditarik rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
      Apa media promosi yang tepat untuk mendukung penjualan bola ubi ungu?
      Bagaimana kemasan yang baik untuk menarik konsumen?


Tujuan:

      Untuk mengetahui media promosi yang tepat untuk mendukung penjualan bola ubi ungu?
      Untuk mengetahui kemasan yang baik yang menarik konsumen?

Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan usaha ini
·      Bagi Pelaku bisnis
Usaha bola ubi ungu ini merupakan usaha yang menjanjikan, karena pelaku bisnis memanfaatkan ubi ungu yang jarang diminati oleh konsumen karena ubi ungu yang mereka gunakan biasanya hanya untuk direbus atau digoreng. Pemilik usaha bisa mengkreasikan ubi ungu tersebut menjadi bola ubi ungu, puding ubi ungu, dan brownies ubi ungu yang bernilai jual lebih dibandingkan dengan ubi rebus ataupun digoreng biasa.
·      Bagi Masyarakat
Usaha bola ubi ungu ini menggunakan tenaga kerja dari masyarakat sekitar yang tidak memiliki pekerjaan seperti ibu rumah tangga dan remaja yang putus sekolah. Sehingga masyarakat tersebut bisa memperoleh pendapatan dan terbantunya ekonomi mereka.
·      Bagi Pemerintah
Usaha bola ubi ungu ini memberikan manfaat bagi pemerintah yaitu tercapainya tujuan pemerintah dalam rencana pembangunan UKM untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.
Selain itu, pemerintah juga mendapatkan keuntungan berupa pembayaran pajak dari pelaku usaha tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ibu Fahma adalah salah satu pengusaha muda yang membuat usaha bola ubi ungu di Kota Padang, berbekal pendidikan S1 di Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas Andalas dan S2 di Institut Pertanian Bogor dengan jurusan Rekayasa Proses Pangan, spesifik kepati-patian dan ubi.
Ibu Fahma mempunyai karyawan 6 orang dengan memproduksi olahan ubi ungu sebanyak 20-25 kg dengan menghasilkan 600-750 pcs bola ubi ungu per hari yang dijual seharga Rp 1000/pcs. Bola ubi ungu bisa bertahan 3-4 hari yang disimpan di dalam lemari pendingin. Ubi ungu yang di dapatkan oleh ibu Fahma berasal dari Daerah Alahan Panjang, Solok yang dibeli oleh Ibu Fahma di Pasar Bandar Buat.
Ibu Fahma memilih Pasar Bandar Buat dikarenakan pasar tersebut lebih dekat dan harganya lebih murah dibandingkan di Pasar Raya. Harga ubi ungu di Pasar Bandar Buat Rp 5000/kg dan di Pasar Raya Rp 7000/kg. Hal ini menjadikan salah satu strategi Ibu Fahma untuk berlangganan di satu pedagang ubi ungu di Pasar Bandar Buat.
Apabila stok ubi ungu di tempat langganannya habis, Ibu Fahma tidak mengambil ubi ungu ditempat lain, dikarenakan harganya yang lebih mahal, tidak mungkin juga menaikkan harga ubi ungunya. Namun, Ibu Fahma mengambil cara lain untuk mengatasi masalah tersebut. Selain olahan ubi ungu, Ibu Fahma juga menjual risoles isi sosis dan isi bakso yang enak dan mengenyangkan. Jadi apabila olahan ubi ungu tidak ada, risoles pun bisa menjadi barang substitusi dari bola ubi ungu tersebut. Untuk mangatasi stok ubi ungu yang habis, Ibu Fahma akan mengabari langganannya H-2 sebelum ubi ungu tersebut habis. Sehingga ibu Fahma bisa tetap berproduksi dan menghasilkan profit.
Ibu Fahma membuka toko snack bola-bola ubi ungu dengan cara menjual eceran seharga Rp 1000/pcs, dan bisa menerima orderan dalam jumlah banyak dengan harga Rp 900/pcs. Menurut Ibu Fahma, keuntungan yang diperoleh sama saja antara keduanya. Ibu Fahma tidak mementingkan produk olahan ubi ungu tersebut harus dijual kepada siapa, karena keuntungan yang didapatkan sama saja. Namun, apabila ada yang order dan stok olahan ubi ungu sedikit, maka ibu Fahma lebih mendahulukan orderan terlebih dahulu. Jika ada berlebih, maka ibu Fahma bisa menjual ubi ungu tersebut di toko snacknya.
Untuk saat ini Ibu Fahma melakukan promosi penjualan hanya dari mulut ke mulut dan social media yaitu Instagram. Promosi dari mulut ke mulut ini dilakukan oleh Ibu Fahma adalah dengan menjualkan bola-bola ubi ungu ke tetangga terdekat yang juga jualan di tempat lain, kemudian menjual ke anak-anak kos yang berada di sekitar toko snacknya. Dari sana konsumen bola-bola ubi ungu tersebut juga memberi informasi tentang bola-bola ubi ungu ini ke teman-temannya, dan begitu seterusnya sehingga dikenal oleh orang banyak. Sedangkan untuk promosi di social media, Ibu Fahma tidak mempunyai akun Instagram khusus untuk menjualkan bola-bola ubi ungunya, tetapi Ibu Fahma hanya memposting foto bola-bola ubi ungu tersebut di akun Instagram pribadinya, namun hal tersebut tidak dilakukan secara terus menerus, artinya jika Beliau ingat, dan ada waktu, barulah diposting ke Instagram.
Berhubung lokasi tempat ibu Fahma berjualan juga tidak strategis, namun mahasiwa atau pelanggannya tetap ramai untuk membeli produk olahan ubi ungunya dikarenakan Ibu Fahma merupakan satu-satunya toko yang berjualan olahan ubi ungu. Ibu Fahma mempunyai niat untuk membuka cabang di daerah pasar baru. Namun banyak pertimbangan yang dilakukan oleh ibu Fahma, terlebih untuk masalah sewa tempat yang mahal maka tidak mungkin ubi ungu tetap di jual dengan harga Rp 1000/pcs. Oleh karena itu ibu Fahma akan terlebih dahulu mengembangkan toko yang sudah ada.
Kemasan yang digunakan oleh Ibu Fahma untuk menjualkan bola-bola ubi ungu ini sangat sederhana, yaitu hanya menggunakan kertas nasi berwarna coklat yang di potong persegi panjang kemudian di bentuk dan di klip. Artinya kemasan yang digunakan belum ada inovasi atau kreasi yang dibuat oleh Ibu Fahma.

Media yang digunakan: 
  • Media sosial, yaitu Instagram.
Caranya yaitu dengan memposting video iklan pendek, seperti iklan memakan ubi ungu, testimoni konsumen dan lain sebagainya yang dapat mendukung promosi. Selain video, kita dapat memposting foto bola-bola ubi ungu dengan berbagai komponen pendukung foto tersebut. Dan di dalam captionnya dapat di tulis berbagai ajakan yang kekinian agar konsumen menjadi tertarik membeli bola-bola ubi ungu. Berikut contoh fotonya :




  •  Media cetak
Yakni dengan membuat spanduk dan poster. berikut contohnya :



Sumber :


Soekartawi. 2008. Departemen Agribisnis IPB, dalam ‘Bunga Rampai Agribisnis: Teori, Strategi dan Kebijakan Pemasaran’, IPB-Bogor
Soekartawi.e-AGRIBISNIS: TEORI DAN APLIKASINYA.Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007).
Seishi Ninomiya.National Agriculture Research Center. Successfull Information Technology (IT) for Agriculture and Rural Development.

Jurnal Pemanfaatan Ubi Ungu Sebagai Minuman Beratosianin – Ticoalu, dkk

Jurnal Pangandan Agroindustri Vol. 4 No 1 p. 46-55, Januari 2016
Wawancara dengan owner bola-bola ubi ungu

 
 

Komentar